Model Pembelajaran adalah suatu design atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
Pembelajaran Area adalah pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan prinsip:
1. Pengalaman pribadi anak.
2. Membantu anak membuat pilihan-pilihan dan keputusan melalui aktivitas-aktivitas dalam area yang sudah disiapkan.
3. Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran.
Di dalam model ini anak didik diberi kesempatan untuk memilih / melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka.
Pilar Model Pembelajaran Area :
1. Konstruktivisme
2. Pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
3. Pendidikan progresif.
Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosioemosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip perkembangan anak dan konstroktivisme ini.
Area yang disiapkan :
1. Area Agama : maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama di Indonesia, misalnya sebagai berikut: Islam : maket masjid, gambar tata cra shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, dst. Hindu : maket pura, gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji. Kristen/Katolik : maket gereja, Alkitab, rosario. Budha : maket pura, maket candi Budha, gambar bikhu. Kong Hucu : maket kelenteng, foto orang sembahyang.
2. Area Balok : Balok dengan berbagai bentuk, ukuran, dan wama, leggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es krim, tusuk gigi, bola dengan berbagai ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya.
3. Area Berhitung/Matematika : lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang-pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.

5. Area Musik : Seruling, kastanyet, marakas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil, balok kayu, kulintang, angklung, biola, piano, harmonika, gendang, rebana, dan sebagainya dengan menyesuaikan pada keunikan daerah masing-masing.
6. Area Bahasa : buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
7. Area Membaca dan Menulis : buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf, kartu kategori. kartu gambar, kertas piano, spidol, ballpoint dan sebagainya.
8. Area Drama : tempat tidur anak (boneka), almari kecil, meja kursi kecil (meja tamu. boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan meja setrika, baju-baju besar, handuk, bekas make up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan jas dokter, dan sebagainya. 9. Area Pasir/Air : bak pasir/bak air, aquarium kecil, ember kecil, gayung, garpu, •garuk, botol-botol plastik, tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, ,serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan agar-agar berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.
10. Area Seni/Motorik : meja gambar, meja kursi anak, krayon, pensil berwama, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kotak bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU YAITU : 1. Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogram pada hari tertentu. 2. Kegiatan belajar dapat dilakukan dengan menggunakan meja-kursi, karpet, atau tikar, sesuai dengan alat yang digunakan. 3. Pengaturan area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian. 4. Guru memperhatikan perbedaan individual setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. KEGIATAN AWAL / KLASIKAL (kira2 30 menit).
• Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita tentang pengalaman sehari-hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut, membicarakan tema/sub tema, melakukan kegiatan fisik/motorik yang dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas.
2. KEGIATAN INTI/SECARA INDIVIDUAL DI AREA (kira-kira 60 menit)
• Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru bersama anak-anak membicarakan tugas-¬tugas di area yang akan diprogramkan. Setelah itu peserta didik dibebaskan memilih area yang disukai sesuai dengan minatnya. • Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan. Area yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan sarana pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru. Apabila terdapat anak tidak mau melakukan kegiatan di area yang diprogramkan, guru harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan. Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya.
3. ISTIRAHAT/MAKAN (kira-kira 30 menit)
• Kegiatan makan bersama, menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya cuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis makanan bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagi makanan) dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa makanan dan merapikan peralatan makan yang telah digunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersisa dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, guru dapat menambah waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum kegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup.
4. KEGIATAN AKHIR/KLASIKA (kira-kira 30 menit)
• Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal misalnya menyanyi, cerita dari guru atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi tentang kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, salam, dan pulang.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN AREA
Kelebihan : 1. Sangat efektif yang dikembangkan dalam pembelajaran secara individu. 2. Membantu anak dalam mengumpulkan benda-benda yang telah disusun disekitar satu atau lebih dimana anak dapat berinteraksi dengan media tersebut. 3. Kemampuan anak dalam belajar lebih optimal dan anak akan cenderung aktif. 4. Kemampuan anak dalam belajar lebih optimal.
Kekurangan : 1. Perbedaan cara belajar, motivasi, kemampuan dan minat anak kadang kurang di cermati oleh guru. 2. Kurang tepatnya penempatan area juga mempengaruhi kenyamanan anak dalam belajar. Misalnya untuk area pasir ditempatkan di dekat pintu agar kalau air tumpah atau pasir tercecer mudah dibersihkan dan tidak tercecer keseluruh ruangan.
Pada Intinya, model pembelajaran area pada dasarnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran lainnya karena selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan observasi dan mencatat segala hal yang terjadi, baik yang menyangkut perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik sesuai dengan indikator dan alat penilaian yang telah ditetapkan